tautan komersil

Sabtu, 03 April 2010

Pentingnya Bayi belajar Makan...


Dalam memberikan MP-ASI ini, bayi sebaiknya dibiasakan untuk belajar makan. Artinya, ibu sebaiknya bersabar dan tidak berambisi bahwa bayi akan langsung �lulus� pelajaran ini dalam sekejap. Bahkan, sesekali mungkin terjadi bahwa bayi yang sudah dapat makan dengan baik pun �ngadat� dan tidak mau makan. Bisa jadi ini karena bosan, masih kenyang, atau hal lain yang masih perlu diteliti. Yang jelas, makanan padat pertama atau MP-ASI ini sebaiknya diberikan secara bertahap dalam hal jumlah maupun kualitas. Karena bayi baru kenal susu, entah itu ASI maupun susu formula, maka MP-ASI pertama dibuat dalam bentuk cair dan jumlahnya sedikit. Kemudian secara bertahap, kentalkan dan tambah jumlah makanannya. Contoh MP-ASI berbentuk halus antara lain bubur susu, biskuit yang ditambah air atau ASI, pisang dan papaya yang dilumatkan, pure kentang atau wortel. Berikan sedikit demi sedikit mulai dari 1-2 sendok makan, 1-2 kali selama beberapa hari, baru memberinya variasi makanan lain. Hal ini penting untuk melihat apakah makanan yang Anda berikan memberi reaksi tertentu, seperti alergi atau masalah pencernaan. Belajar makan dan jadwal pemberian makan Bila bayi tampak sulit menerima atau menolak makanan yang Anda berikan, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut. Ingatlah, bagi bayi Anda, makan juga merupakan satu keahlian baru, ia perlu mempelajarinya secara bertahap bagaimana membuka mulut, mengunyah,dan menelan makanan yang dimasukkan ke mulutnya. Usia 6-9 bulan adalah masa di mana si kecil belajar mengenali rasa. Itulah sebabnya, saat-saat ini adalah saat yang tepat bagi Anda untuk memperkenalkan berbagai tekstur dan rasa baru pada si kecil. Bila sampai usia 9 bulan ia tidak dibiasakan atau dilatih menerima makanan lunak, maka akan lebih sulit bagi Anda membuatnya mau menelan makanan lunak di usia selanjutnya. Untuk itu, biasanya banyak ibu mengenalkan sayuran dulu, baru buah kepada bayinya. Pasalnya, rasa sayuran lebih tawar dan akan sulit diterima bayi yang sudah mengenal rasa manis dari buah. Bisa jadi suatu kali si kecil menolak makanan yang diberikan kepadanya, atau memuntahkannya lagi. Bila hal ini terjadi, jangan memaksanya. Mungkin saja saat itu gusinya gatal karena akan tumbuh gigi. Anda bisa mencobanya pada kesempatan lain atau memancing semangat makannya sambil mengajaknya bermain atau makan bersama anggota keluarga lain. Aturlah jadwal pemberian makannya karena waktu yang teratur akan membina refleks pada saluran cerna bayi agar lebih siap menerima, mencerna dan menyerap makanan pada waktu-waktu tertentu. Takaran yang dibutuhkan Bayi membutuhkan karbohidrat, protein, dan lemak yang cukup agar perkembangan otaknya berjalan sempurna. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, Anda dapat menambahkan nasi tim bayi dengan sumber zat lemak seperti santan, kaldu atau margarin agar asupan kalorinya menjadi lebih tinggi, di samping memberikan rasa enak serta mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lainnya yang larut dalam lemak. Berikan MP-ASI bayi dengan takaran sebagai berikut: Pada umur 6 bulan: beri 6 sendok makan. Pada umur 7 bulan: beri 7 sendok makan. Pada umur 8 bulan: beri 8 sendok makan Pada umur 9 bulan: beri 9 sendok makan. Bila bayi meminta lagi, Anda dapat menambahkannya. MP-ASI 10-12 bulan Ketika usianya mencapai 10 bulan, perkenalkanlah si kecil pada makanan keluarga secara bertahap. Aturlah bentuk dan kepadatan nasi tim yang Anda berikan secara bertahap sehingga lambat laun mendekati bentuk kepadatan makanan keluarga. Campurkan ke dalam makanan lembeknya berbagai lauk pauk dan sayuran secara bergantian. Hal ini akan memengaruhi kebiasaan makan makanan sehat di kemudian hari. Untuk melengkapi gizinya, berikan makanan selingan satu kali sehati. Anda bisa memberinya makanan selingan bergizi tinggi seperti bubur kacang hijau atau jus buah. MP ASI 12-24 bulan Pada masa ini, ASI Anda mungkin sudah berkurang. Tapi ASI tetap merupakan sumber gizi yang penting. Jadi pastikan Anda terus memberi si kecil ASI bila memungkinkan. Berikan bayi Anda MP-ASI dalam bentuk makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dan selingan makanan 2 kali sehari. Perkenalkan pada si kecil aneka variasi dan padanan bahan makanan seperti mi, bihun, roti, kentang dan lain-lain sebagai pengganti nasi untuk kebutuhan karbohidratnya. Hati ayam, tahu, tempe, kacang hijau, telur dan ikan untuk kebutuhan proteinnya, serta sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, wortel, tomat untuk kebutuhannya akan serat. Anda juga dapat mengganti bubur susunya dengan bubur kacang hijau, bubur sumsum atau biskuit. Gunakan beragam bahan makanan setiap hari agar si kecil semakin terlatih mengenal aneka tekstur dan rasa makanan.

Cara Mengatasi Sifat Pemalu Pada Buah Hati


Banyak orang tua merasa khawatir saat menghadapi perilaku anaknya yang cenderung pemalu, seringkali sang buah hati cenderung merasa minder dan menemui kesulitan saat harus bersosialisasi dalam bermasyarakat.

Rasa malu dan minder memang kerap kali disamaratakan, hingga sebagian dari orang tua pun sulit membedakan apakah buah hati mereka termasuk golongan anak pemalu ataukah anak yang minder.

Sebelum mengupas lebih lanjut mengenai cara mendidik anak untuk mengatasi rasa malu yang berlebihan, ada baiknya dijabarkan terlebih dahulu perbedaan antara pemalu dan minder.

Karakter pemalu adalah bawaan lahir yang melekat pada seorang anak dan bisa jelas terlihat sejak seorang masih bayi atau balita. Sedangkan minder atau rendah diri muncul karena bentukan sosial.

Sifat pemalu akan bertambah bila anak jarang diajak bersosialisasi oleh orang tuanya. Sebaliknya karakter ini pun bisa dilunakkan oleh lingkungan mesti tak akan hilang seluruhnya. Namun untuk itu diperlukan upaya serius dari kedua orang tua dengan melalui berbagai cara berikut :
Cari tau sumber penyebab rasa malu
Perhatikan di mana buah hati sering merasa malu dan menarik diri; di sekolah? Di sekitar rumah? Atau hampir di setiap kesempatan di luar rumah? Umumnya, anak memerlukan bimbingan interaksi sosial, khususnya tentang percakapan umum dengan lingkunganya.
Berikan contoh perilaku yang baik saat bersosialisasi
Berilah contoh, seperti memulai ucapan salam dan menjabat tangan saat bertemu dengan orang lain. Jangan lupa memperkenalkan mereka dengan buah hati, bila ia belum mengenal mereka. Jangan pernah meremehkan orang lain didepan anak atau berlalu dihadapan tanpa mengucapkan permisi.
Ajarkan tehnik sosialisasi
Undanglah kerabat atau teman bermain yang seusia buah hati, lalu tunjukkan caranya memperlakukan teman atau tamu dengan baik.
Ajarkan untuk berani mengambil resiko
Buah hati yang pemalu ummnya mudah merasa cemas, takut salah, takut ditertawakan, takut menyinggung orang lain dan lain-lain. Ajarkanlah untuk tidak terlalu mencemaskan hal-hal tersebut, selama tidak merugikan dirinya dan orang lain.
Bantu proses perubahan secara bertahap
Tentu saja tak mungkin berharap perilaku anak pemalu dapat berubah dalam waktu singkat. Ingatkan ia pada prinsip awal.
Bantulah memilih bakat atau hobi yang sesuai minatnya
Biasanya anak pemalu cepat mengambil kesimpulan yang kadang digeneralisir. Misalnya setelah mencoba bulutangkis dan dia tidak suka anak bisa mengambil kesimpulan saya tidak suka olahraga. Maka bersabarlah dalam menggali bakat dan hobinya.
Bantulah ia menata emosi
Beri rasa nyaman bagi perasaannya, sebab umumnya anak pemalu sangat sensitif dan mudah putus asa.
Ajarkan toleransi dan menghargai orang lain
Beri pengertian bahwa setiap orang belum tentu melakukan hal-hal yang benar. Hal ini bisa dimulai orang tua dengan mentolerir kesalahan buah hati dan tetap memberikan penghargaan terhadap dirinya.
Mintalah bantuan tenaga ahli
Bila berbagai upaya sudah dilakukan, namun belum ada perubahan kearah yang positif, maka cobalah mencari bantuan ahlinya.
disadur dari situs depsos

Anak sakit....aduuhh.....gimana nih.....???!!!


1. Gendonglah bayi dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan, agar ia tidak tersedak.
2. Karena bayi susah diam, Anda bisa membungkus tangan dan tubuhnya dengan selimut agar tak mengganggu proses pemberian obat. Bila perlu, mintalah bantuan orang dewasa lain untuk memeganginya.
3. Bila bayi memuntahkan obat yang diberikan kepadanya, ulangi pemberian dengan meminta bantuan orang dewasa lain untuk membuka mulutnya dengan lembut.
4. Obat dalam bentuk cair bisa diberikan dengan bantuan sendok atau pipet.
5. Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga pada bayi juga perlu kiat khusus:

Obat tetes hidung:
Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.
Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.

Obat tetes mata:
Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.
Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.

Obat tetes telinga:
Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.
Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.

Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:
1. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
2. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata, agar bakteri tidak berpindah ke dalam botol obat.
3. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan memperburuk peradangan atau kondisi
bayi yang diobati.

Memberikan obat pada anak-anak
Ketika bayi Anda sudah sedikit lebih besar, pemberian obat bisa jadi masih menjadi masalah. Berikut trik yang bisa Anda lakukan:
1. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras.
2. Campurlah obat, terutama yang berupa tablet, dengan sirup atau madu agar tak terasa pahit.
3. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak terminum si anak.
4. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel di gigi.

Jumat, 02 April 2010

Pentingnya Bayi Bersendawa Usai Menyusui


Jakarta, Menyusui bayi untuk pertama kalinya merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan, seru atau menakutkan bagi seseorang yang baru menjadi orangtua. Tapi kenapa setelah menyusui bayi harus bersendawa?

Sendawa pada bayi merupakan suatu hal yang penting, karena dengan bersendawa bisa membantu mengeluarkan udara yang terikut masuk ke perut bayi saat menyusui. Jika bayi tidak bersendawa setelah menyusui maka udara yang masuk bisa menyebabkan bayi muntah, mudah tersedak dan pada beberapa bayi bisa menyebabkan kembung.

Gas di dalam perut bayi juga bisa menimbulkan kolik (sakit perut) yang menyebabkan bayi menangis terus menerus akibat rasa sakit dan membuat rasa tidak nyaman pada perut bayi. Sementara itu saat bayi menangis, secara tidak langusng gas akan masuk kembali ke dalam perut bayi yang semakin membuatnya tidak nyaman.

Ketika ingin membuat bayi bersendawa, cobalah untuk menepuk-nepuk lembut punggung bayi secara berulang dan untuk mencegah adanya cairan yang keluar cobalah untuk meletakkan alas dada atau handuk kecil di bawah dagu bayi atau di pundak ibu.

Jika bingung bagaimana memegang bayi agar bisa bersendawa, bisa ikuti metode berikut seperti dikutip dariKidshealth, Selasa (24/11/2009):

Ibu duduk dengan posisi tegak dan gendong bayi pada dada.
Letakkan dagu bayi pada bahu ibu dan pegang kepala sang bayi dengan satu tangan.
Tangan lainnya menepuk lembut punggung bayi secara berulang-ulang.
Jika bayi mulai rewel atau menangis saat sedang menyusui, maka hentikan sebentar. Buatlah bayi bersendawa lalu ganti posisi dan bisa menyusui kembali. Usahakan setiap bayi mengonsumsi 60 sampai 90 mililiter susu, bayi disendawakan agar tidak terlalu banyak gas yang masuk. Jika bayi cenderung mudah kembung maka cobalah untuk bersendawa setiap 5 menit menyusui.

Untuk bayi berusia 6 bulan pertama, cobalah menunggu bersendawa selama 10 sampai 15 menit sambil bayi tetap ditegakkan. Karena jika bayi tidak bersendawa maka memungkinkan susu yang telah diminum tadi keluar kembali (muntah).

Ketika bayi sudah semakin besar atau lebih dari 1 tahun, orangtua tidak perlu khawatir jika bayinya tidak bersendawa setelah menyusui. Karena ini berarti bayi telah bisa belajar untuk makan tanpa menelan udara yang berlebihan.

Vera Farah Bararah - detikHealth

Junk Food Membahayakan Bayi


Dikirim oleh Evariny A
MENGONSUMSI makanan tak sehat seperti junk food selama masa hamil atau menyusui tidak hanya berpotensi merugikan kesehatan ibu. Suatu riset terhadap binatang mengindikasikan, konsumsi makanan tak sehat selama hamil dan menyusui juga dapat menimbulkan kerugian jangka panjang pada bayi.

Hasil penelitian para ahli dari Royal Veterinary College dan London’s Wellcome Trust menunjukkan, keturunan tikus yang diberi makanan olahan berlemak ternyata mengalami penumpukan lemak pada pembuluh darah dan organ-organ penting lainnya, bahkan hingga mereka menginjak dewasa. Alhasil, tikus ini memiliki risiko tinggi mengidap diabetes, bahkan kalau mereka diberi diet yang sehat.

Sejumlah riset sebelumnya oleh tim yang sama juga menunjukkan bahwa tikus lahir dari ibu yang diberi junk food selama hamil dan menyusui cenderung ketagihan jenis makanan yang sama. Namun begitu, perkembangan barunya adalah ketika mereka lepas dari diet tak sehat, kerusakan sudah kadung terjadi.

“Tampaknya kebiasan diet ibu selama hamil dan menyusui sangat penting bagi kesehatan anak untuk jangka panjang. Kami selalu mengatakan ‘You are what you eat’, namun pada faktanya mungkin ada benarnya bahwa Anda sekarang ini adalah apa yang Ibu Anda makan,” ungkap pimpinan riset, Dr Stephanie Bayol yang mempublikasikan temuannya dalam Journal of Physiology.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah lemak yang terkumpul dalam organ-organ penting, yang tentunya berimplikasi pada perkembangan penyakit diabetes tipe II. Tikus-tikus yang lahir dari ibu yang tak sehat cenderung mengalami hal ini, meskipun mereka terbebas dari kebiasaan mengonsumi junk food.

Temuan lain yang menarik adalah adanya perbedaan dalam hal jenis kelamin, di mana tikus jantan dari keturunan ibu yang tak sehat memiliki kadar insulin yang lebih tinggi dan kadar gula darah normal. Sedangkan kebalikannya terjadi pada tikus betina, yang juga cenderung lebih gemuk.

Professor Neil Stickland, salah seorang peneliti lain, menyatakan bahwa prinsip yang sama mungkin juga bisa berlaku pada manusia.

“Manusia dan tikus memiliki sejumlah sistem biologis fundamental yang sama, oleh karena itu ada alasan yang baik untuk mengasumsikan bahwa dampak yang kita lihat pada tikus mungkin akan terjadi pada manusia,” tegasnya.

Ia juga mengatakan bahwa sejumlah riset lain pada manusia telah menemukan adanya hubungan antara berat badan orang tua dengan berat badan anak-anaknya.
AC
Sumber : BBC

Dampak Kista Pada Bunda Hamil


Kita kaum hawa pasti takut sekali bila didagnosis adanya kista. Biasanya dokter memberikan obat analgetik atau operasi sebagai tindakan. Lalu bagimana kalau kista itu muncul pada Bunda yang sedang hamil?

Menurut dr. Nugroho Kampono SpOG (K) dari Brawijaya Women & Children Hospital tidak semua kista harus dioperasi. Bila Bunda hamil usia 2-3 minggu dan ditemukan kista sebesar 3-4 cm mungkin itu hanya kista lutein. Kista lutein yaitu kista yang muncul karena indung telur yang bekerja keras untuk menghasilkan hormon supaya kehamilan kuat . Saat kehamilan memasuki usia 8-12 minggu di mana fungsi hormon mulai diambil alih oleh plasenta maka kista itu akan hilang dengan sendirinya. “Itu bukan tumor, itu hanyalah kista yang bersifat fungsional. Kalau fungsinya selesai dia akan hilang.” jelasnya.

Namun, ada juga kista neo plasma (tumbuhan baru) atau biasa disebut tumor jinak. Umumnya ukurannya sekitar 5-6 cm. Dengan ukuran begitu Bunda bisa tetap meneruskan kehamilan bersama kista dan dilakukan operasi setelah Bunda melahirkan. “Kalau dicaesar, bisa sekaligus mengambil kistanya” tuturnya.

Tapi ada kista yang harus diambil tindakan operasi di tengah kehamilan, namanya kista dermoit yaitu kista yang padat (berisi kelenjar, lemak, rambut). Kista dermoit meski ukurannya hanya 5-6 cm bisa menghalangi turunnya kepala bayi sehingga bayi tidak bisa lahir. Untuk kasus ini akan dilakukan orperasi dengan catatan usia kehamilan tidak lebih dan tidak kurang dari 16 minggu, karena pada usia ini fungsi hormon sudah diambil alih oleh plasenta.

Kista bisa berbahaya kalau ia pecah karena terdesak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Kalau kista pecah akan membahayakan janin dan berujung pada kelahiran bayi premature. Untuk penyebabnya dr. Nugroho mengaku pihak medis belum menemukan apa penyebab pasti munculnya kista.

Tips :
Lakukan USG pada 12 minggu pertama kehamilan, selain untuk melihat keadaan janin juga untuk mendeteksi adakah kelainan yang muncul

Bahaya High Heels Saat Hamil...!!


Hampir semua perempuan rela melakukan apa saja untuk tampil cantik sempurna. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Salah satunya penggunaan sepatu hak tinggi atau lebih familiar disebut high heels. Sebagai perempuan tentu kita merasa lebih anggun memakainya, tapi kalau Bunda sedang hamil lebih baik urungkan dulu niat itu. Dr. Arju Anita, SpOG dari Rumah Sakit Jakarta Medical Center dan Hermina Depok menjelaskan larangan Bunda untuk memakai high heels bukan tanpa alasan.

Secara logika kita bisa lihat bahwa penggunaan sepatu jenis ini membutuhkan kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Di saat tidak hamil mungkin Bunda bisa menggunakannya, tapi pada saat hamil bobot tubuh bertambah, otomatis akan semakin sulit. Nah penggunaan high heels ini bisa meningkatkan resiko terjatuh, yang efeknya bisa membahayakan janin.

Selain terjatuh, ada juga resiko lainnya yakni timbulnya varises. Varises mudah sekali muncul pada wanita hamil, terutama bila Bunda sedang mengandung anak kedua, ketiga dan seterusnya atau memang sudah memiliki varises sebelum hamil. perlu diketahui varises bukan hanya mengakibatkan pembuluh darah melebar, tetapi juga menimbulkan nyeri dan pegal pada penderitanya. “maka bila tungkai sering dipakai beraktivitas ibu hamil akan mudah letih dan sakit.” jelas dr. Anita. Jika gejala ini sudah terjadi segera hentikan penggunaan high heels dengan sepatu tanpa hak yang ringan dan lentur sehingga kaki lebih nyaman dan rileks.

Meski pada usia kehamilan muda wanita hamil masih boleh menggunakan high heels, tetapi dr. Anita, SpOG menyarankan, pada saat Bunda tahu bahwa Bunda hamil sebaiknya berhenti menggunakan sepatu hak tinggi. “Tapi kalau kebiasaan itu sulit dihentikan, usia kehamilan di bawah 4 bulan masih ditolerir.” ungkapnya.

Tapi, Bun ada baiknya ditahan dulu ya, tanpa high heels pun Bunda tetap bisa tampil anggun dan menarik juga, kok.

Tips :
- saat beristirahat, angkat kaki lebih tinggi dari dada
- hindari gerakan yang memberi tekanan pada perut, misalnya berjongkok